Perilaku cinta satu malam atau one night stand sering terjadi usai acara pesta yang menyajikan minuman keras. Tidak bisa dipungkiri, alkohol dalam kadar tertentu bisa mempengaruhi perilaku sekaligus meningkatkan gairah seks seseorang.

Alkohol yang terkandung dalam minuman keras seperti bir, wine dan vodka memiliki efek antidepresan sehingga orang merasa lebih rileks. Efek ini membuat orang bisa kehilangan rasa canggung, sehingga lebih berani mendekati lawan jenis karena tidak memikirkan lagi risiko penolakan.

Efek tersebut juga membuat seseorang kehilangan rasa malu, sehingga cenderung melakukan perilaku berisiko seperti merayu ataupun membiarkan dirinya dirayu. Di bawah pengaruh alkohol, perkenalan singkat di sebuah acara pesta bisa langsung berlanjut ke ranjang.

Pada pasangan resmi, efek alkohol ini bisa dimanfaatkan untuk mengatasi suasana canggung apabila sering bermasalah dengan gairah seks. Namun pada pasangan tidak resmi, maka alkohol bisa memicu perilaku berisiko apalagi jika pasangan itu tidak saling tahu riwayat seksual masing-masing.

Bukan hanya memberikan efek secara psikologis yakni mengurangi rasa takut dan gelisah, secara kimiawi alkohol juga dikenal sebagai aphrodisiac atau pembangkit gairah seks alami. Pada perempuan, efek ini pernah diteliti di jurnal Nature tahun 1994.


Menurut para ahli ketika itu, alkohol dalam jumlah tertentu bisa meningkatkan hormon seks testosteron. Dikutip dari Askmen, Jumat (24/2/2012), para ahli juga merekomendasikannya sebagai terapi bagi perempuan yang mengalami masalah libido atau gairah seks rendah.

Namun jika berlebihan, alkohol justru memberikan efek berlawanan yakni merusak gairah seks dan bahkan memicu impotensi pada laki-laki. Alkohol mulai memberikan dampak buruk pada kadar di atas 0,5 gram/kg berat badan atau kurang lebih 0,5 botol wine untuk orang seberat 75 kg.