Image and video hosting by TinyPic

Sulit Deteksi Kelainan Jika Payudara Sangat Padat


img
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi dini kanker payudara melalui mamografi. Tapi ternyata perempuan yang memiliki payudara padat (dense breast) diketahui lebih sulit terdeteksi dengan mamografi.

"Sulit deteksi kelainan jika payudara sangat padat karena banyak kelenjar susu, sehingga semuanya kelihatan putih dan tumor sulit dibedakan," ujar Dr Adji Saptogino, SpRad, Kepala Bagian Radiologi RS Pondok Indah dalam acara Kampanye Delapan Tingkatkan Kesadaran Kanker Payudara di RS Pondok Indah, Jakarta, Selasa (8/5/2012).

Jika menggunakan mamografi sulit deteksi kanker pada payudara padat, namun hal ini bisa dideteksi dengan menggunakan USG (Ultrasonografi). Untuk itu pemeriksaan mamografi biasanya dikombinasi dengan USG agar saling melengkapi.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh dr Rahmi Alfiah Nur Alam, SpRad yang menuturkan sekitar 10 persen kasus kanker dengan kondisi payudara padat tidak dapat terlihat atau sulit terdeteksi.
"2 dari 5 payudara punya tipe dense breast (payudara dengan jaringan padat) sehingga berisiko kena kanker payudara," ujar dr Rahmi Alfiah Nur Alam, SpRad dari RS Pondok Indah-Puri Indah.

Saat ini diketahui ada beberapa metode pemeriksaan untuk mengenali kanker atau tumor payudara antara lain:

1. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
Biasanya dilakukan beberapa hari setelah menstruasi dan saat payudara terasa kencang, untuk mengetahui adanya perubahan pada payudara. Saat masuk usia 20 tahun, perempuan disarankan melakukan SADARI secara rutin dan konsultasikan dengan dokter jika menemukan ada yang berubah.

2. Mamografi
Metode ini menggunakan sinar X-ray skala rendah untuk melihat bagian dalam payudara sehingga menghasilkan gambar yang akan ditafsirkan oleh ahli radiologi. Sensitivitasnya sekitar 50-69 persen, namun sulit deteksi kelainan jika payudara sangat padat.

3. Ultrasonografi (USG)
Menggunakan gelombang suara untuk scanning payudara. Sebelum discan, pasien akan diberikan gel yang dioleskan ke kulit dan alat akan digosokkan ke area payudara. USG biasanya digunakan sebagai pendamping memografi, terutama untuk payudara yang memiliki jaringan padat.

4. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan pencitraan yang lebih detik. Waktu yang diperlukan sekitar 30-40 menit dan perlu suntikan kontras sehingga kadang menimbulkan ketidaknyamanan.

5. 3D Somomammogram
Alat pencitraan ini menggunakan teknologi ultrasound 3D dengan tingkat akurasi dan sensitivitas yang mendekati MRI, namun hanya dibutuhkan waktu 4-21 menit (rata-rata 11 menit). Cakupannya lebih luas termasuk pada payudara yang besar dan padat.

"Hasilnya mencakup seluruh anatomi koronal payudara yang sebelumnya tidak didapat dari USG konvensional, sehingga bisa memberikan gambaran yang lebih lengkap atas anatomi dan arsitektur jaringan payudara," ujar dr Rahmi.
Foto saya
tolitoli, sulawesi tengah, Indonesia